Rabu, 12 Maret 2014
Seperti Biasanya
Rabu, 05 Februari 2014
Terlambatnya Hati
Ada istilah yang mengatakan 'Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali' sepertinya memang benar adanya. Namun keterlambatan hati tak bisa ditoleransi.
Kata-kata itu tiba-tiba saja muncul diingatanku. Ahh, mungkin aku memang terlalu lama meresponnya. Pikirku dalam hati sambil sesekali membuka foto yang Ia pajang dengan kekasihnya di sebuah aplikasi chatting.
~3 Bulan sebelumnya~
"Aku tunggu sampai kamu pulang, temani aku jalan-jalan Ra, mumpun aku lagi pulang". Seseorang berbicara denganku via telepon. Aku masih sibuk dengan buku-buku tugas yang berserakan. Sekolah hari ini sangat melelahkan sepertinya. Namun aku senang karna Reno mengajakku pergi. Dia teman baikku yang kebetulan bekerja di luar kota, namun kali ini ia mempunyai kesempatan untuk pulang kerumah dan kesempatan itu Ia gunakan untuk mengajakku melepas penat.
"Oke Ren, tunggu bentar yahh. Sejam lagi aku kelar. Bye!". Aku menutup teleponku, dan kembali membereskan urusan sekolah hari ini.
~~~
"Ohh Ren, udah disini aja kamu". Reno hanya tersenyum sambil mengacak-ngacak rambutku. "Ya ampunnn Renoooo, kebiasaan lama masih ngga ilang yahh". Aku berusaha menyingkirkan tangannya kemudian mendorong tubuhnya untuk masuk ke sebuah Cafe. Kami memang sengaja membuat janji untuk bertemu langsung ditempat. "Hahaha, kangen abisnya sama kamu Ra. Trus jawabannya apaan Ra ?". Reno langsung menodongkan pertanyaan yang selalu sulit untuk ku jawab. Ia sudah berada di kursinya, duduk manis dengan memandangku menunggu jawaban. "Apaan sih". Jawabku sekenanya. "Tentang perasaanku ke kamu Ra, gimana jawabannya ?". Aku masih saja memainkan minuman dihadapanku. Dudukku seperti tak tenang. Harus kujawab apa. Aku masih saja berpikir hingga tiba-tiba saja pandanganku beralih pada ponsel yang dipegang Reno. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan sampa disaat penting seperti ini. "Ra, kayaknya kita harus balik sekarang deh. Mendadak aku harus balik ke Surabaya. Penting". Ucapnya. Reno sudah berdiri siap untuk segera pergi. Aku hanya tersenyum, "Duluan aja Ren, aku masih pengen disini. Lattenya enak nih, nanggung". Candaku. Seakan mengerti maksudku, Reno memelukku dan pergi. "Aku menyukaiku Ra".
"Aku juga...". Ucapku, sedetik setelah Reno pergi meninggalkanku.
Kamis, 30 Januari 2014
Penyelamat (?) ku
"Pernah ngga ngerasain delusional ??
Keadaan dimana kita yakin sama sesuatu tapi ngga punya bukti nyata bahwa itu bener adanya.
Saya pernah."
Jumat, 24 Januari 2014
Janjiku...
Suara deringan ponsel membuyarkan lamunanku. Terlihat nama Randi muncul dilayar.
"Hei Ran, ada apa ?" Sapaku pada Randi, dia adalah sahabatku. Bisa dibilang kami adalah teman semasa kecil dan saat ini kami kembali menjadi teman. Ya KEMBALI, karna dia teman yang pernah menjadi pacarku dan kini kami kembali berteman seakan tak pernah terjadi apa-apa. Namun aku bersyukur berakhir seperti itu daripada seperti orang asing.
"Lagi apa Nes ?...." Tanya Randi basa-basi, bulan depan Ia akan pergi merantau karena dia mendapatkan pekerjaan dan akan meninggalkan Kota ini secepatnya. "...Kamu ada waktu kapan ? Bisa ketemu sebentar kan, yahh itung-itung perpisahan kita terakhir deh". Randi melanjutkan.
"Hemmm, boleh boleh. Aku ngikut aja dehh. Cuma berdua emang ?". Tanyaku, Aku berjalan menghampiri Nia yang sedari tiduran sambil membaca majalah. Itu anak hobi sekali memang maen kerumah. Aku menawarkan kopi padanya dengan isyarat. Nia hanya menggeleng dan menyuruhku untuk melanjutkan teleponku.
"Sama Nara Nes, dia calonku hehe, aku sengaja mau ngenalin kekamu sekalian. Kebetulan dia besok mau kerumah. Kita mau nikah Nes, tau Nara kan Nes ? dia temennya Dirga. Hahahaha kocak deh pokoknya dulu awal ketemu. Udah lama kita ngerencanain ini, dan sebelum aku keluar kota ini kita nikahnya Nes........". Randi terus saja bercerita kegembiraannya padaku. Sedangkan aku hanya mendengarkan dan tanpa kusadari air mataku jatuh.
"Aku bahagia untukmu Ran". Aku berusaha menyembunyikan suara beratku, potongku. Kemudian aku menutup telepon dengannya. Nia hanya bingung yang melihatku seperti itu.
"Randi Ni, Randi. Dia mau nikah. Akhirnya doaku terkabul. Dan aku menepati janjiku kan Ni ? Iya kan Ni ? Aku akan bahagia ketika dia sudah menemukan perempuan yang baik. Lalu apa yang kurasakan saat ini Ni, Apakah aku sudah benar-benar merelakannya ? Aku sudah menepati janjiku tapi mengapa hatiku sangat sakit ketika mendengarnya Ni". Tangisku pecah, aku memeluk Nia. Nia berusaha mengusap air mataku dan menenangkanku.
"Buktikan janjimu Nes dengan datang ke pernikahan Randi sebagai teman terbaiknya". Ucap Nia.
Minggu, 19 Januari 2014
Curhat Berhadiah~~
1. School 2013, ini karna beberapa hari yang lalu baru kelar nonton aja sih. Sebenernya ini juga bukan termasuk baru tapi juga ngga jadul. Cuma telat nonton aja hahaha. Ini nyeritain lebih ke kehidupan pribadi murid-murid di 1 kelas itu yang dengan segala macem persoalan, bahkan bisa dibilang berlebihan kayak kekerasan di sekolah, dll gitu. Mungkin awalnya kalo baru nonton kesannya ini drama lebay banget dengan segala macem kasusnya. Tapi kalo udah nonton episode spesialnya itu jadi ngerti. Dan emang rata-rata kehidupan sekolah disana kayak gitu. Agak ngeri dan sedih sih yaa haha. Tapi yang paling demen nih karna yang maen Lee jong suk dan Kim woo bin khkhkhkhk~ so hot~. Intinya sih ini drama bagus bangetlah, tentang persahabatan mereka, permasalahan yang diluar kewajaran, dan yang pasti banyak hikmah lohh dibalik drama ini hihii :D