Jumat, 24 Januari 2014

Janjiku...

Gemetar rasanya aku memegang secangkir kopi ketika mengingat kejadian itu. Walaupun sudah beberapa tahun yang lalu, namun rasa itu masih belum sirna juga. Menyebalkan.
Suara deringan ponsel membuyarkan lamunanku. Terlihat nama Randi muncul dilayar.
"Hei Ran, ada apa ?" Sapaku pada Randi, dia adalah sahabatku. Bisa dibilang kami adalah teman semasa kecil dan saat ini kami kembali menjadi teman. Ya KEMBALI, karna dia teman yang pernah menjadi pacarku dan kini kami kembali berteman seakan tak pernah terjadi apa-apa. Namun aku bersyukur berakhir seperti itu daripada seperti orang asing.
"Lagi apa Nes ?...." Tanya Randi basa-basi, bulan depan Ia akan pergi merantau karena dia mendapatkan pekerjaan dan akan meninggalkan Kota ini secepatnya. "...Kamu ada waktu kapan ? Bisa ketemu sebentar kan, yahh itung-itung perpisahan kita terakhir deh". Randi melanjutkan.
"Hemmm, boleh boleh. Aku ngikut aja dehh. Cuma berdua emang ?". Tanyaku, Aku berjalan menghampiri Nia yang sedari tiduran sambil membaca majalah. Itu anak hobi sekali memang maen kerumah. Aku menawarkan kopi padanya dengan isyarat. Nia hanya menggeleng dan menyuruhku untuk melanjutkan teleponku.
"Sama Nara Nes, dia calonku hehe, aku sengaja mau ngenalin kekamu sekalian. Kebetulan dia besok mau kerumah. Kita mau nikah Nes, tau Nara kan Nes ? dia temennya Dirga. Hahahaha kocak deh pokoknya dulu awal ketemu. Udah lama kita ngerencanain ini, dan sebelum aku keluar kota ini kita nikahnya Nes........". Randi terus saja bercerita kegembiraannya padaku. Sedangkan aku hanya mendengarkan dan tanpa kusadari air mataku jatuh.
"Aku bahagia untukmu Ran". Aku berusaha menyembunyikan suara beratku, potongku. Kemudian aku menutup telepon dengannya. Nia hanya bingung yang melihatku seperti itu.
"Randi Ni, Randi. Dia mau nikah. Akhirnya doaku terkabul. Dan aku menepati janjiku kan Ni ? Iya kan Ni ? Aku akan bahagia ketika dia sudah menemukan perempuan yang baik. Lalu apa yang kurasakan saat ini Ni, Apakah aku sudah benar-benar merelakannya ? Aku sudah menepati janjiku tapi mengapa hatiku sangat sakit ketika mendengarnya Ni". Tangisku pecah, aku memeluk Nia. Nia berusaha mengusap air mataku dan menenangkanku.
"Buktikan janjimu Nes dengan datang ke pernikahan Randi sebagai teman terbaiknya". Ucap Nia.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Ini fiksi kan gal? :p
Kalo menurut ku, cerita ini punya potensi bisa jadi cerita seri. Misalkan kamu masukin kegalauan si 'Nes' ini buat dateng apa ga ke pernikahan si Randi. Atau bisa juga si 'Nes' masih butuh closure buat perasaan dia ke Randi.
Sedikit masukan aja sih dari pembaca-rajin-cerita-fiksi-yang-males-baca-buku-kuliah-kalo-ga-bener-bener-menarik. :p
Udah nyoba bikin cerita seri?
Oh, and btw, yep aku bikin blog baru. Hahahahahahahaha. Ha.

9aL mengatakan...

iya ehmm anu dew fiksi kok hahaha...
ini aku bikin karna ikutan #FF2in1 dari nulisbuku sih, hahaha.
iya sih, dicoba dehh tar kapan-kapan hahaha.
Apaan blognya ? yang dulu kemana ?