Rabu, 11 Desember 2013

Perempuan itu Aku

Tinggal jauh dari kota dengan segala hiruk pikuknya, jauh dari gemerlap kehidupan yang serba ada, atau bahkan tau saja mungkin tidak. Harum seorang gadis berusia 10 tahun yang hidup dengan sederhana dirumah yang beralaskan tanah dan beratapkan daun kering. Di tembok yang terbuat dari kayu terselip kertas seukuran buku yang menggambarkan perempuan cantik hasil karyanya sendiri. Entah mengapa dia terpikir untuk menggambar seorang perempuan, dengan senyuman lebar tentunya. Setiap bangun tidur, hal pertama yang dilihatnya adalah gambar perempuan tersebut, dan Harum akan ikut tersenyum dan semangat untuk memulai harinya dengan berangkat bersekolah. Hal itu dilakukannya seetiap hari.

                   12 Tahun Kemudian

Harum duduk dibangku dekat taman menikmati udara yang sejuk dipagi itu, kegiatan ini selalu ia lakukan ketika mempunyai cukup waktu. Karena akhir-akhir ini dia tengah disibukkan dengan ujian, dan ia sungguh tak sabar ingin segera pulang bertemu dengan orang tuanya.
Harum kembali tersenyum, dan kini meneteskan air mata. Tangganya bergetar ketika memegang kertas yang diselipkannya didalam buku.
Ayah, Ibu, perempuan yang aku gambar ini adalah aku. Terimakasih telah membesarkanku tanpa lelah. Terimakasih telah mengajarkanku bagaimana untuk tidak berhenti berharap dan berusaha. Perjalanan berkilo-kilo meter ke sekolah yang kutempuh dulu sepadan dengan apa yang aku terima sampai saat ini. Dan Terimakasih untuk selalu mengajarkanku cara bersyukur. Bersyukur yang tanpa lelah.
Perempuan yang tersenyum di kertas yang lusuh itu kini terganti dengan senyumanku, dan senyuman bangga kedua orangtuaku.

   "Setelah menyelesaikan studiku disini, aku akan pulang ke Indonesia. Harum. New Zealand."

Tulisku pada kertas bergambar perempuan tersenyum itu.

0 komentar: